pada tanggal
Travel
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pernah nggak sih kamu sukses dibikin jadi baper menjurus
bapik sama karakter fiksi yang sedang kamu baca?
Ini kali kedua untuk Ka Acha, setelah sebelumnya pernah
sampai jatuh cinta sebegininya sama karakter Adimas di seri komik My Pre Wedding. Karakter lelaki yang sebenarnya nggak sempurna, tapi bisa banget bikin
jatuh cinta oleh sikap manisnya.
Melalui novel Winter Tea Time karya Prisca Primasari, saya
dibuat kepincut sama karakter Hayden yang manisnya nggak ketulungan, mengetuk
jiwa-jiwa bucin Ka Acha yang sudah lama terkubur dalam tenang. Bahkan, saya
nggak pake malu-malu buat bilang, “love you, Hayden” di beberapa kolom komentar
dari bab yang sedang saya baca.
Waktu menemukan komentar balasan dari penulisnya, di saat
yang sama, jantung saya berdetak heboh, girang, persis anak kecil yang
dihadiahi kue cokelat kesukaan. Asiknya membaca di platform khusus begini,
interaksi antara pembaca dan penulis bikin terasa dekat.
Judul : Winter Tea Time
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : Cabaca
Cetakan : April 2021
Tebal : 27 Bab
Winter Tea Time mengambil latar di Inggris pada tahun 90-an.
Cerita ini diawali dengan hari ulang tahun seorang gadis bernama Celia Willow.
Meski Celia berharap pesta ulang tahunnya akan berkesan, nyatanya hari itu
malah menjadi hari terburuk dalam hidupnya. Tak seorang pun temannya yang
hadir, dan Celia pun berjanji dirinya tidak akan pernah mengadakan pesta ulang
tahun lagi.
Namun, ketika dia terbangun “keesokan harinya”, bukannya
mengalami hari yang baru, dia malah kembali melalui hari yang sama – hari ulang
tahunnya – dan itu terus terjadi secara berulang-ulang. Celia terus terjebak
dalam hari yang sama entah mengapa, dan entah sampai kapan.
Seperti yang sudah dimunculkan dalam blurb-nya kalau novel
ini bergenre fantasi, berhubungan erat dengan jebakan waktu alias time loop.
Bagi saya, ini novel kedua dari Kak Prisca yang memikat, memeluk imajinasi
sampai belum juga bosan untuk dikunjungi lagi, setelah sebelumnya saya berteman
dengan novel French Pink.
Alasan Ka Acha suka sesekali balik lagi untuk mengunjungi
salah satu bab di Winter Tea Time sebenarnya bukan untuk bertemu dengan Celia
Willow yang sedang tertekan, putus asa, sampai hampir kehilangan akal untuk
mengakhiri jebakan waktu yang menjebaknya, tapi Hatter alias Hayden. Duh,
lelaki yang kelihatan cuek satu ini bikin gelora cinta di dada seketika
membara.
Tulisan Kak Prisca sungguh kaya oleh diksi manis dan
imajinatif, juga penggambaran latar tempat yang mendetail dan sukses membawa
saya seolah ikut ada di sana, menghadapi Celia Willow yang begitu tertekannya
menghadapi hari-harinya yang nggak pernah berganti dari tanggal 14 Januari
1996, di ulang tahunnya yang ke-21. And
of course, Hayden always there.
Ngenesnya, hubungan Celia dan Hayden itu hanya sebagai teman
karib sedari kecil, karena rumah mereka sebelahan, dan sudah … begitu doang. Pada
bab-bab awal, pembaca nggak akan mendapati manisnya, cenderung pahit persis
rasa cokelat bubuk walau aromanya menggoda. Hingga, ketika dihadirkan dalam
secangkir teh di musim dingin, hangatnya sampai ke jiwa.
Ok. I need to say, “love
you, Hayden”, again.
Saya nggak akan mau bilang kalau kelak Hayden-lah yang akan menyelamatkan Celia si nona berkostum ala Alice in Wonderland ini dari time loop-nya. No. Actually he do nothing kalau nggak dipantik, ditarik, dijedotin oleh Celia. Tega emang teman kayak gini ya.
Sebuah pelajaran sederhana yang dihadirkan dalam kisah
fantasi Winter Tea Time adalah, what you
resist, persist. Beneran deh. Segala hal yang terjadi, bukan dihindari,
tetapi dihadapi. Dalam buku ini, tentu saja tantangannya ya jebakan waktu.
Termasuk menyadarkan Celia yang mabok pada impian masa mudanya yang terlalu
halu sama hal-hal yang sesungguhnya nggak esensial.
Yah, gitu doang nih Ka Acha, kisahnya? Nggak dong.
Winter Tea Time mengenalkan pembaca pada berbagai penganan teman minum teh khas Eropa, hasil buatan tangan Mrs. Willow yang disajikan pada meja panjang di taman belakang rumah keluarga Willow untuk perayaan ulang tahun Celia. Termasuk, adanya sisipan pesan menohok dari Mrs. Willow untuk semua pembaca perempuan Winter Tea Time.
Di antara imajinasi atas hangatnya pesta minum teh di kebun
belakang sebuah rumah yang berada di suburb London, sajian Scone nan gurih,
Baumkuchen, manis cokelat dari Sachertorte, Pai Apel, Muffin Cokelat, juga
Tiramisu ala Italia, semilir dinginnya musim salju yang menusuk tulang, memberi
gigil nan menggigit. Pesan dari Mrs. Willow saya amini kemudian.
Di usianya yang ke-21 tahun, Celia diajarkan oleh waktu
untuk bangun dari mimpi-mimpi kekanakan miliknya yang terlalu manis. Digedor
oleh kesadaran bahwa menjadi populer atau dianggap keberadaannya oleh orang
lain yang sebenarnya nggak sepenuhnya peduli itu, melelahkan. Persis ungkapan,
makin menua, teman akan makin sedikit.
Di momen-momen kesadaran Celia akan dirinya sendiri inilah
yang membuat Ka Acha malah fallen in love
banget sama Hayden. Sosok lelaki yang nggak pakai basa-basi bin basi banget
dalam membuat perempuan jatuh hati. Lelaki yang tahu dan paham, dirinya juga
bisa jadi bahaya bagi fisik dan hati perempuan, maka dia pun menjaga dirinya
juga untuk nggak berbuat macam-macam.
Love you, Hayden.
Dari Hayden pula, saya belajar untuk mengerti bahwa masa kanak-kanak itu terasa panjang padahal singkat, dan masa dewasa selalu menunggu, mengintai, menyodorkan puzzle-puzzle baru untuk kejutan di masa depan. Apa kelak, kita akan menua dengan menanggung sesal, atau rasa puas pada pilihan yang dijalani di masa muda.
Love
you, Hayden.
Tuh kan, penyakit Ka Acha memang, lebih gampang jatuh cinta
sama karakter pendukungnya, bukan karakter utama. Kalau kamu terbiasa mampir ke
Taman Rahasia Cha, pasti sudah bisa menebak kelakuan saya ya. Hihihi ….
Lalu, apakah pada akhirnya, Celia akan memilih “mati saja”
untuk mengeluarkan dirinya dari jebakan hari ulang tahunnya yang berulang? Pilihan
yang juga muncul dalam film Groundhog Day yang tersisip sebagai referensi
pembaca sekaligus penguat jebakan kisah di Winter Tea Time ini? Iya deh iya, ending-nya memang selanjutnya mirip sih sama yang terjadi di film komedi fantasi keluaran tahun 1993 itu.
Ya … akhirnya memang seringnya bisa ditebak ya, kalau bacaan
bertema time loop begini. Tapi kekuatan Winter Tea Time ini ada di jalinan
kisahnya yang nggak akan membuat kamu, si penyuka fiksi fantasi, berpaling.
Apakah Hayden akhirnya bisa menjadi sosok yang bikin kamu
baper menuju bapik seperti yang Ka Acha rasakan sepanjang membaca karya Prisca
Primasari berjudul Winter Time ini? Coba baca saja di aplikasi Cabaca ya.
Bapik apa sih? Bawa pikiran ya? Sungguh ini tanya serius lho, hehe ...
BalasHapusIde jalan ceritanya unik ya, ulang tahun yang mengecewakan, tapi selanjutnya malah berulang ulang setiap hari?
Semoga aja itu cowok bisa menyadarkan semua harapan Celia
"Segala hal yang terjadi, bukan dihindari, tetapi dihadapi." Hm ... tapi sepertinya kalau mampir ngopi atau makan soto mie dulu boleh kali ya Chaaa...biar kuat menghadapi kenyataan. Hihi....
BalasHapusKelihatannya keren novel Prisca ini. Pengen baca tapi aku belum instal Cabaca.
Hmm ada aplikasi Cabaca yaa, aku pengen baca juga deh. Ceritanya menarik
BalasHapusDuh, jadi ingin membaca dan penasaran dengan Hayden yang membuat kak Acha jatuh cinta dan baper. Secuek dan semanis apa sikap Hyden yang membuat pembaca seperti kak Acha berbunga-bunga hatinya. Meluncur ke aplikasinya langsung.
BalasHapuswah udah lama ggak baca-baca novel gini :) meski ceritanya ringan menghibur tapi tetap sarat pesan mendalam nih
BalasHapusWhaa lama banget ngga baca novel romance seperti winter tea time iniii, apalagi penulisnya orang Indonesia. mauu baca juga ahhh
BalasHapusDeuh walau sebenarnya gak mau ikut bapik, tapi ini jadi bikin penasaran sama Celia bisa di situ² aja gak pindah waktu. Jadinya umurnya belum bertambah sehari pasca ulang tahun.
BalasHapusWah, jadi ingat kalau aku udah beli beberapa buku tapi masih numpuk di meja. Boro-boro direview, dibaca aja belum.
BalasHapusBuku Winter Tea Time kayaknya bisa membawa kita ke nostalgia tahun 90 an. Selain itu, mengingatkan kita jangan terlalu halu, kalau ada masalah ya harus dihadapi, meskipun sangat menyebalkan.
menarik sekali karakter pendukung nya ya kak, sampai meninggalkan kesan mendalam dan tentu bisa jadi bacaan menarik untuk dibaca diakhir minggu sih ya
BalasHapusWah, perumpamaan yang manis untuk sentuhan. Memang baiknya sentuhan itu dilakukan setelah ada ijab kabulnya, biar hati tak hilang sepenuhnya dan wanita masih menjaga keutuhan seutuhnya. Saya tertarik untuk membaca, nih
BalasHapusSeru banget kak Acha kalau bahas buku.
BalasHapusTerhipnotis sama resensinya.. Jadi beneran tau bahwa time loop itu sebenernya adalah halu-nya Celia akan masa mudanya.
Tapi penulisnya cerdas banget ya.. membawa pembaca ke setting masa dimana Celia merasa bahwa di hari ulang tahunnya tersebut ia gak bahagia dan apa yang diharapkan gak terjadi.
Cakep banget jalan cerita novel "Winter Tea Time".
Udah lama gak ngikutin karya Prisca Primasari. Jujur si aku suka sama novel-novelnya dan pengin baca yang ini juga. Gak kebayang terjebak di hari yang sama.
BalasHapuswah jadi kejadian terus ya ulang tahunnya itu? Kok menarik sih hahaha. Endingnya mudah ditebak atau susah ditebak mbak? Hihihi, jadi pengen baca juga
BalasHapusSepertinya novel yang satu ini cukup menarik untuk dibaca, karena saya suka sama genre fantasi dan tema yang diangkat tentang "time loop" jadi keliatannya bakalan seru.
BalasHapusduh jadi pengen baca langsung, seru banget ceritanya :D
BalasHapusBapik apaan sih mba 😅?
BalasHapusGa kebayang Yaa kalo kejebak di time loop gitu. Mending kalo kejebaknya pas momen yg indah2, kalo momen yang nyedihin begitu, stress berkepanjangan yg ada.
Blm pernah baca buku dari author ini, tapi aku JD tertarik, penasaran gimana Celia lepas dari time loop itu. Dan pengen tahu sekeren apa Hayden sampe mba Acha ngefans banget Ama tokoh ini 😄
Udah lama gw ga baca cerita fantasy+ringan begini, soalnya akhir2 ini baca yg misteri+thriller, berat bgt nih kepala wkwk, sekali2 kita refresh dg bacaan yg seperti ini
BalasHapus