pada tanggal
Travel
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Bagaimana ya rasanya masuk ke sangkar burung raksasa? Ada burung apa saja yang menjadi penghuni di sana? Ada apa di Taman Burung TMII?
Sederet pertanyaan ini mampir ke dalam benak saya selepas
mengantre di pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah untuk membeli tiket
kunjungan. Hari itu, usai bertanya kepada petugas yang berjaga, impian saya dan
si partner untuk membawa geng bocil berjumpa dengan dinosaurus di Taman
Legenda, pupus seketika.
Akibat masa renovasi dari Taman Legenda yang belum usai,
segala rencana kunjungan harus lekas diganti. Nggak mungkin kan, sudah repot
ambil cuti, jalan dari Bogor ke Jakarta Timur ujungnya kami hanya balik badan
dan pulang? Pasti geng bocil akan tantrum karena kecewa di sepanjang
perjalanan.
Sementara vakansi kami ke Taman Mini merupakan langkah
pembuka bagi geng bocil sebelum kelak akhirnya benar-benar berburu
dinosaurus di Jawa Timur sana. Doakan ya.
Baiklah …. Rencana diatur ulang saat itu juga. Biarlah
langkah kecil dan celoteh keduanya yang akan memimpin jalan.
Dari Pintu 3 yang lokasinya tak begitu jauh dari Teater
Keong Mas, saya dan keluarga diarahkan untuk naik Angling alias Angkutan
Keliling yang penampakannya mirip bus terbuka dengan ornamen kayu di hampir
semua sisi kendaraannya. Duh … karena teriknya matahari, saya tak sanggup lagi
mengeluarkan ponsel untuk meng-capture
uniknya si Angling ini.
Bentuk kendaraannya sedikit lebih tinggi dibanding dengan
Angling yang berseliweran di rute dalam Taman Mini. Kami dibawa ke perhentian
akhirnya di sekitaran gedung Sasono Utomo. Dari sana, kemudian kami diarahkan
untuk berjalan sedikit melintasi bagian dalam gedung, kemudian berjumpa dengan
halte Angling lainnya.
Dalam keadaan bingung untuk mengunjungi wahana yang mana,
tetiba terbersitlah keinginan untuk mengunjungi Taman Burung sehabis melihat
peta TMII. Wah … saya lekas berharap kalau nanti di sana kami bisa menikmati
sesi belajar mengenal fauna tanpa banyak gangguan dari antrean pengunjung lain
yang lalu-lalang. Hari itu, rupanya banyak juga yang memilih untuk cuti dan
berlibur ke Taman Mini Indonesia Indah.
disadur dari : tamanmini.com |
Berhubung lokasi dari Taman Burung ada di halte transit,
dimana biasanya pengunjung yang ingin menyambangi sisi lain dari Taman Mini
akan turun di sini untuk berganti Angling, saya bisa bawa geng bocil duduk
sedikit lebih ke tengah di antara deretan kursi penumpang.
Sepanjang berada di atas Angling, pengunjung nggak perlu
khawatir akan terlewat turun dari wahana yang diinginkan. Pengemudi Angling
cukup informatif memberi informasi mengenai wahana yang dilewati. Pengunjung
yang bertanya pun akan diberi arahan dengan baik.
Sebab halte Taman Burung ada di ujung rute Angling yang kami
tumpangi, semua penumpang pun turun dengan tertib. Geng bocil pun bisa saya
awasi dengan baik, sebab tak ada penumpang lain yang menyerobot ingin buru-buru
naik demi dapat posisi tempat duduk terbaik.
Ngomong-ngomong nih, selepas Ka Acha melirik peta Taman MinI
dari situs resminya, saya baru tersadar kalau Taman Burung lebih dekat dari
Pintu 4 Taman Mini Jakarta nih, ternyata.
Berapa sih biaya yang akan dikeluarkan untuk masuk ke Taman
Burung? Sebenarnya harga tiket masuknya tuh senilai 60.000 saat hari kerja, dan
70.000 di akhir pekan. Namun Ka Acha dan geng bocil cukup beruntung hari itu.
Kami dapat diskon lumayan sehingga dana yang kami keluarkan tak sampai 50.000
per orang. Anak-anak di atas usia 3 tahun sudah bayar tiket ya.
Pembayaran pun bisa dilakukan secara cash maupun nontunai. Nah, kami kebetulan membayar dengan
memanfaatkan dompet digital.
Alhamdulillah, doa Ka Acha agar nggak banyak pengunjung yang
mengular masuk ke wahana Taman Burung, terkabul. Hanya kami berempat yang
berjalan memasuki pintu masuknya.
Sebab waktu menunjukkan jam jelang makan siang, hanya
seorang saja petugas yang berjaga. Sejak langkah kami melewati selasarnya,
udara sejuk dari dalam Taman Burung yang memang tergolong hijau, berhembus
pelan. Ah … belum sepenuhnya masuk ke dalam, saya sudah dibuat betah.
Setelah perjalanan berkeliling Taman Burung, dengan harga
tiket yang kami bayarkan, rasanya sungguh worth.
Banyak sekali pengalaman untuk bisa mengenal berbagai koleksi burung yang ada
di sana. Bahkan ada kesempatan untuk melihat hewan-hewan berbulu cantik ini
begitu dekat.
Ka Acha paling amaze
dengan burung Kakaktua Jambul Kuning yang ternyata semenggemaskan itu. Ia
menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Memamerkan suaranya. Aih …
pengalaman yang sungguh langka. Saya nggak meng-capture si burung eksotik ini,
tapi kalau kamu mau lihat video perjalanan Ka Acha, silakan mampir ke laman Instagram
saya di @akarui.cha ya.
Beberapa tahun lalu, petualangan kami bersama geng bocil ini
baru sampai ke Museum
Zoologi Kebun Raya Bogor. Mungkin sebab dulu itu keduanya masih terlalu
mungil untuk mengingat apa-apa saja yang sudah pernah mereka lihat, maka di
Taman Burung ini, kami kembali me-recall
ingatan bersama. Lebih tepatnya sih Ka Acha dan si partner ya, dan kedua geng
bocil ini sibuk menyimak saja.
That's why saya
bilang, main ke Taman Burung di Taman Mini Indonesia Indah dengan harga tiket
kunjungan dan tiket masuk ke Taman Burung sini, worth banget. Pihak TMII juga menyediakan promo tiket combo Jagat
Satwa Nusantara yang menyediakan tket masuk Taman Burung, Dunia Air Tawar, dan
Museum Komodo.
Kapan-kapan deh ya. Semoga di kesempatan selanjutnya, Ka
Acha bisa mencoba main ke tiga tempat bertema satwa ini sekaligus. Aih … emang
dasarnya saya tuh banyak maunya banget kalau urusan jalan-jalan sambil belajar
ya. Ehehe ….
Cuma ya … kalau kamu datangnya beramai-ramai, kesan yang
tertinggal akan apa yang dihadirkan di sini, belum tentu bisa dieksplor semua.
Ka Acha sarankan kunjunganmu ke Taman Burung cukup jadi momen liburan keluarga
saja, biar bisa lebih banyak diskusi dan menjelajahnya.
Sebelum masuk ke sangkar burung raksasa, ada sebuah taman
yang diisi oleh danau buatan. Di sana ada Angsa yang asik berenang dengan
tenangnya. Ada pula yang asik bermain-main di sekitar rerumputan tepi danau.
Angsa-angsa tadi begitu dekat. Seolah sudah terbiasa dengan
kehadiran manusia di sekitarnya. Mereka cuek saja melenggang ke sana ke mari
padahal sedang diperhatikan oleh kami dari jarak aman.
Siap-siap saja dengan adanya kotoran beberapa satwa golongan
aves ini di beberapa titik ya. Ada di bangku batu yang kemungkinan bisa
dimanfaatkan pengunjung untuk duduk-duduk juga. So … tetap perhatikan langkahmu jika berkunjung ke sana.
Memasuki sisi lain dari Taman Burung yang bentukannya serupa
goa dan diberi nama Goa Bantimurung, ada burung-burung jinak lain yang bisa
jadi lokasi untuk pengunjung berfoto bersama hewan imut berbulu warna-warni
ini. Lokasinya ada di seberang danau buatan.
Di sini juga bisa untuk jajan beberapa makanan ringan sih.
Sayang saat Ka Acha ada di sana, semua gerainya tutup.
Ada beberapa pengunjung lain yang akhirnya kami temui.
Rupanya lokasi berfoto dengan burung ini termasuk favorit. Saya baru merasakan
adanya antrean saat berada di sini.
Kemudian ketika langkah kami masuk ke sangkar raksasa
berbentuk kubah besar yang memang sejak awal sungguh menarik perhatian Ka Acha,
ada beberapa burung yang dibiarkan bebas lalu-lalang, terbang di sekitar pengunjung.
Aman kok, selagi kamunya nggak iseng mengganggu mereka. Catatan penting
lainnya, di lokasi ini dilarang makan atau dengan mudahnya memberi makanan pada
hewan yang ada di dalamnya.
Papan penjelasan mengenai jenis-jenis burung koleksi Taman
Burung TMII pun cukup padat berisi informasi. Selagi menyaksikan burung-burung
tadi terbang ke sana ke mari seolah sedang bermain dan menikmati hari. Saya dan
si partner bisa tebak-tebakan, burung apa yang sedang terbang mendekat pada
kami. Seru sekali.
Bukan hanya sampai di situ saja, Ada pula burung lainnya
yang dijaga dalam kandang agar menghindari risiko bila berinteraksi langsung
dengan pengunjung. Mulai dari burung purba yang masih lestari, Burung Kasuari.
Badan besar dengan bulu indah si burung satu ini, bisa kamu temui tengah asik
beraktivitas nyaman di dalam kandangnya.
Membaca penjelasan kalau Kasuari termasuk dalam burung purba
yang keberadaannya terancam, saya tepekur. Duh, semoga ya burung ini akan
selalu ada dan keberadaannya di alam liar Papua bisa terus terjaga, mengingat
banyaknya ribut-ribut aktivitas pembukaan hutan untuk perkebunan sawit
belakangan ini.
Oh ya, kembali ke Taman Burung. Melalui apa yang dituliskan
dalam situs resmi Taman Mini Indonesia Indah, penempatan koleksi burung di sini
telah diatur sedemikian rupa berdasarkan alur garis Wallace. Tamannya akan
terpisah jadi dua dan dihubungkan oleh jembatan kecil dan danau mungil.
Taman-taman sekitarnya pun asri dengan bunga berwarna-warni. Jalan setapaknya
juga nyaman dipijak.
Di kubah barat atau diberi nama Greater Sunda, kamu bisa
menjumpai burung-burung yang banyak menghuni wilayah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, dan Bali. Nah, burung Beo, Enggang, hingga Jalak Bali ada di sini.
Sementara di kubah timur atau Wallace Sahul, burungnya
berasal dari Sulawesi, Maluku, dan Papua. Nah, si Kasuari bisa kamu temui di
sini.
Setelah direvitalisasi pada 2022 lalu dan selesai pada 2023
kemarin, Taman Burung makin asik untuk dijadikan lokasi traveling sambil learning
something nih.
Berwisata edukasi ke Taman Burung di Taman Mini sungguh seru
sekali. Bila kamu juga tipe yang sedang mengajak anak-anak untuk jalan-jalan
sambil belajar, saat keluar dari Taman Burung, kamu bisa mampir ke Museum
PP-IPTEK TMII. Lokasinya tepat di seberang halte di sisi kiri dari pintu
keluarnya. Jadi kamu nggak perlu naik Angling lagi.
Seseru itu ya kak di Taman Burung Museum PP IPTEK TMII .
BalasHapusAda berapa banyak jenis burung di sana kak?
Anak-anak pernah masuk aviary salah satu mini Zoo di Medan.. Itu saja mereka senang apalagi kalo lebih luas ya
Jadi ingin berkunjung ke TMII setelah membaca ulasan kak Acha tentang Taman Burung yang menarik dan bagus untuk edukasi anak, secara saya ke TMII hanya berkeliling rumah adat, naik kereta gantung.
BalasHapusTaman burungnya selalu terlewatkan.
Dicatat untuk kunjungan berikutnya.
sejak di renovasi blm berkunjung lagi, sekarang sudah makin banyak nih testimoni positif yang membuat aku jadi ingin datang bersama anak-anak, salah satunya ke Taman Burung, kak itu bisa dapat diskon gimana caranya ? spill please...
BalasHapusUdah lama banget gak ke TMII, dulu kesini paling banter maen ke teater keong mas. Udah banyak banget perubahan disini. Next mudah-mudahan bisa maen kesini lagi deh..
BalasHapusSemakin menarik ya taman burungnya, beda dari yang dulu. Ada yang bebas tidak di dalam kandang. Semakin kepingin ke sana mau lihat. Moga ada kesempatan
BalasHapusDulu zaman saya kecil, taman burung yang ada di taman mini adalah destinasi favorit. sekarang pasti makin banyak koleksi burungnya. anak2 pun suka kalau lihat burung. bisa jadi pengetahuan baru buat mereka.
BalasHapusKawasan TMII tuh Salah satu tempat healing Saya kalau lagi suntuk karena banyak taman-taman tersembunyi yang sepi yang bisa buat tempat bengong-bengong ria.
BalasHapusSaya pernah ke taman burung TMII ini Tapi jauh sebelum direnovasi/direstorasi. Tampaknya jadi lebih bagus dan tertata rapi ya. Berarti nanti mesti main kesana lagi klo main ke TMII lg
Aku pingin banget deh ngajak keluarga ke TMII lagi, termasuk ke Taman Burung juga. Sejak direvitalisasi belum main lagi ke sana hihi.. Makin bagus ya sekarang tempatnya dan jadi lebih terawat dan bisa jadi tempat foto-foto juga. :D Worth it nggak sih mba sama tiket masuknya yang 60-70ribu itu?
BalasHapusMemang Taman Burung di Taman Mini Indonesia Indah ini menjadi salah satu wahana yang sepi pengunjung yaa.. Mungkin karena orang-orang mikirnya gak ada yang asik. Padahal kalau sudah masuk, ada banyaaakk sekali satwa burung dari Sabang sampai Merauke yang ada di Taman Burung TMII ini.
BalasHapusTapi biasanya ada jam-jam tertentu untuk atraksi.. gak adakah?