Apa sih yang nggak ada di Depok?
Begitulah yang lekas mampir ke pikiran Ka Acha ketika Mama memilihkan Green Lake Waterpark Depok sebagai destinasi wisata keluarga besar kami di suatu waktu. Selepas berkumpul bersama di rumah Tante yang ada di bilangan Jakarta Selatan, berenang bersama sekeluarga besar menjadi aktivitas penutup perjumpaan di momen liburan kali itu.

Lokasi kolam renang Depok satu ini masuk ke dalam wilayah Cimanggis. Maka hal pertama yang terbayang ketika Ka Acha menggumamkan nama Green Lake Waterpark adalah lokasinya yang berdekatan dengan danau hijau nan sejuk.
Tapi ... perjalanan dari Jakarta Selatan menuju destinasi wisata berenang kala itu, dipenuhi drama terjebak macet di sepanjang jalan. Kalau macet parah, mungkin Pak Prof -- Papa Ka Acha -- akan memilih lanjut saja sampai ke Bogor untuk pulang. Sementara Om saya terpikir untuk putar balik.
Berhubung adik-adik yang memilih naik motor sudah ada yang tiba duluan di lokasi, walhasil Pak Prof dan Om menaikkan level sabar mereka. Yah, namanya juga Depok ya. Selalu ada macet-macetnya. Sebelas dua belas sama Jakarta -- padahal Bogor juga sama.
Lokasi Kolam Renang Green Lake Waterpark Depok
Mendekati wilayah Cimanggis Depok, Mas yang duduk di samping Pak Prof menjalankan tugasnya selaku co-pilot. Sejak tadi, ia begitu fokus memperhatikan Google Maps. Memastikan kalau kendaraan kami nggak memilih jalan yang salah.
Di bangku belakang, Amar diam-diam bertindak sebagai pemerhati peta juga. Apalagi kan koordinasi dengan mobilnya Om dan sepupu yang lain, ada di tangan Amar.
"Kok belum kelihatan pintu masuknya? Kan kita sudah di samping danau nih?" Pak Prof geregetan karena ketika masuk ke sebuah gang yang ditunjuk peta dan benar-benar sebelahan sama Situ Rawa Kalong, tanda-tanda mau tiba di Green Lake Waterpark Depok belum kelihatan juga.
Mas mulai celingak-celinguk. Muncul ide untuk minta petunjuk pada pedagang kaki lima yang berjejer di area dekat tepian Situ Rawa Kalong.
"Masa iya kita berenangnya nyebur Rawa Kalong." Pak Prof berusaha melempar canda, menepis lelahnya karena perjalanan yang harusnya nggak sampai setengah jam dari Jakarta Selatan, berakhir lebih panjang dari yang dibayangkan.
Lalu ... benar saja, mobil Pak Prof harus putar balik. Lokasi pintu masuk dari Green Lake Waterpark tersebut adalah sebuah pintu nggak terlalu lebar yang tadinya kami duga sebagai lokasi parkiran umum karena segala mobil pick-up berdiam di sana.
Dari situ, masuk sedikit ke dalam, barulah kami dipertemukan dengan mesin parkir elektronik yang ternyata rusak alias nggak bisa difungsikan, Dears. Pun petugas parkir yang berjaga di loket nggak memberikan karcis parkir.
![]() |
Naik ke atas dan kamu akan jumpa loket tiketnya |
Sampai di sini, Pak Prof mulai mengoceh lagi. Bisa dipahami kan bagaimana was-wasnya Pak Prof harus parkir di lokasi area begini. Apalagi sekilas kamera CCTV kelihatan mati.
Kolam renang aman sekelas Royal Tajur Club House Bogor saja pernah membuat adik saya kehilangan barang bawaan. Yah ... namanya juga pengunjung yang pernah punya pengalaman kurang menyenangkan di area wisata kolam renang. Jadilah suka tiba-tiba nggak tenang.
Tiket Masuk Kolam Renang Samping Situ Rawa Kalong di Cimanggis Depok
Ternyata berenang di kolam renang Green Lake Waterpark Depok banyak promonya. Dan hari itu ... kami sekeluarga juga kebagian promo biaya masuk.
Siapa yang paling bahagia? Tentunya para ibu di keluarga kami. Wkwkwk ....
Sepanjang menulis artikel jalan-jalan keluarga ini pun, saya melirik lagi ulasan tentang kolam renang di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok, ini. Di sana, ada juga yang menyebutkan kalau dirinya senang berenang di sini karena ada harga promo juga. Hmm ... kalau begini, bisa jadi promo tiket masuk sudah jadi kejutan rutin untuk berenang di sini.
Kalau geng bocah macam Ka Acha sih, gembira karena di kolam renang area Cimanggis Depok ini menyediakan keseruan khusus mandi busa di jam-jam tertentu. Apalagi adik-adik sepupu Ka Acha yang mash usia anak-anak. Heboh sekali mainnya.
Dua adik sepupu saya yang masih usia unyu sudah berganti pakaian renang. Di saat para orangtua sibuk mendiskusikan sesuatu, mereka menarik saya ke area kolam. Waduh ... sebagai anak besar, Ka Acha nggak diijinkan untuk cari tahu obrolan para orangtua nih.
![]() |
Kolam anaknya luas |
Hingga di saat jam operasional kolam renang usai -- dan keluarga kami masuk dalam golongan pengunjung yang bersiap pulang di detik-detik terakhir pintu keluar masuknya ditutup -- saya baru tahu apa yang para ibu diskusikan. Rupanya, harga sewa saung cukup lumayan dan dibanderol dengan harga per 2 jam. Sebut saja nilainya 150 ribu, dari yang saya curi dengar. Mohon dikoreksi kalau ternyata saya salah ya.
Saya sepanjang di sana ya tenang dan senang saja. Namanya juga "anak-anak" yang sedang dibawa Mama dan Pak Prof jalan-jalan.
Namun yang paling mengganggu adalah asap rokok dari pengunjung lain. Luar biasa. Tapi memang peringatan larangan merokok nggak berhasil saya temukan. Kalau kamu ketemu, silakan koreksi Ka acha ya.
Di dalam area Green Lake Waterpark ini memang bukan hanya tersedia saung yang bisa disewa pengunjung. Ada pula area aktivitas anak semacam kolam tangkap bola seukuran yang biasa ada pasar malam, area mewarnai lukisan, juga mobil-mobilan yang saya perkirakan pastilah punya harga tersendiri lagi bila ingin dimainkan.
Fasilitas yang Tersedia di Kolam Renang Green Lake Waterpark Depok
"Kan ini memang bukan di Eco Club Citra Sentul Raya tempat kita biasa main." Begitulah tanggapan saya setelahnya.
Saya memandang ke sekitar. Saung duduk berderet. Ada space khusus untuk beli beragam jajanan di dekat pintu keluar masuk yang bersebelahan dengan area toilet dan ruang ganti. Pilihan kolamnya juga beragam, berikut level kedalaman dan juga beragam wahana yang memanjakan kaum doyan main macam saya.
![]() |
Seluncuran tinggi untuk remaja dan dewasa |
Paling favorit memanglah kolam yang punya wahana perosotan alias seluncuran. Bagi adik-adik sepupu yang terhitung masih kecil, mondar-mandir mereka main di sana di bawah penjagaan para kakak-kakak sepupunya yang sudah pada dewasa muda semua. Lumayan membantu Aunty saya yang ingin juga menikmati waktu bermain tanpa direcoki buah hatinya.
Di lain kesempatan, saya menarik Aunty -- Tante saya yang paling muda -- untuk menjajal wahana perosotan tertinggi yang ada di salah satu kolam. Naik tangga besinya saja sampai berhenti di pertengahan buat narik napas sembari memandangi langit Depok yang perlahan memerah jelang senja.Definisi main air di kolam tapi belumcukup pemanasannya. Hahaha ....
Setelah duduk dengan barisan rapat di perosotan, kami berempat -- yang jelas anak besar semua ini ditambah Aunty -- berteriak heboh saat air mendorong tubuh kami meluncur mengikuti alurnya. Sesekali memang perosotannya agak seret, jadi yang kebagian ada di barisan depan, harus sedikit mendorong tubuh dengan tangan supaya kembali meluncur lagi.
Semakin cepat laju kami meluncur, semakin dekat dengan mulut perosotan. Kolam dengan kedalaman setinggi leher orang dewasa menyambut.
Mama, Tante, juga adik-adik yang nggak ikutan naik, menunggu kemunculan kami sejak tadi. Mereka tertawa geli meningkahi tiga anak besar yang usianya mepet dikit sama Aunty-nya ini terjun penuh gaya.
Jangan tanya bagaimana rasanya. Jelas saja, segala beban hidup seolah ketinggalan di bagian teratas perosotan. Persis anak-anak yang belum kenal rasanya harus menanggung beban duniawi, kami semua kegirangan.
Lelah berteriak dan enggan sakit tenggorokan, saya mengekori Mama untuk pindah ke kolam yang bebas dari wahana permainan. Ada di sisi sebelah kanan.

Pemandangan dari sini cakep, by the way. Gedung tinggi di sisi kanan, mempercantik langit yang masih biru. Airnya pun lebih dingin di kolam yang ini. Mungkin karena pemanfaatannya lebih untuk tujuan berenang beneran. Bahkan di area tempat duduk tepian kolamnya, tertempel iklan kursus berenang di Green Lake Waterpark Depok.
Cukup lama saya dan Mas bermain di sana. Sembari saya dapat pelajaran mengapung di air yang bertahun-tahun nggak pernah rampung. Kalah jauh dari Mas yang bisa merem dengan santainya tanpa takut tenggelam.
Hari itu, Pak Prof yang biasanya selalu ikut masuk ke air untuk menginisiasi kompetisi renang dadakan bagi anak-anaknya, memilih mengobrol santai dengan Om di saung. Sesekali biar para ibu yang main air sampai lelah, sementara para ayah jadi penjaga barang bawaan, ingat pesan camilan, termasuk bertugas sebagai pengemudi utama kendaraan. Ya masa tugas ibu nggak boleh diberi jeda barang sebentar saja?
Hal yang paling saya rasa butuh perhatian di area dalam Green Lake Waterpark ini adalah kamar bilas, ruang ganti, dan juga toilet perempuannya. Entah untuk toilet laki-laki ya. Amar saat ditanya, jawabannya cuma, "yaaa ... so so lah."
![]() |
Ini dia saung yang Mama dan Tante perbincangkan |
Saya saat itu memilih bilas sekadarnya saja. Kemudian terburu-buru mengganti pakaian di ruang bilas merangkap ruang gantinya yang remang. Hanya ada tirai plastik yang menghalangi dari pandangan orang lain di luar. I mean, dari pengunjung lain yang wara-wiri di dalam area ruang ganti dan toilet perempuan itu. And, sejak dari pintu masuk pun saya menyadari kalau pencahayaan di area ini memang kurang benderang.
Walhasil, saya sejak awal memberanikan diri untuk memilih bilik paling ujung -- benar-benar di ujung -- karena pasti nggak ada yang berniat lewat. Langit-langitnya pun terlihat rapuh. Aduduh ... kalau begitu, wajib buru-buru.
Ditambah dengan aroma toilet yang didominasi bau pesing menguar dengan indahnya. Memng sih, ketika masuk area depan toilet merangkap ruang bilas juga sudah mulai terasa aroma-aromanya.
Harapan saya, semoga kelak bila ada kesempatan untuk berkunjung lagi, fasilitas utama ini sudah jauh lebih baik. Termasuk mesin tiket elektronik dan kamera CCTV yang ada di area parkirnya.
Bagaimana pun juga, senang sekali rasanya saya menemukan area bermain air di Depok. Green Lake Waterpark bisa jadi salah satu destinasi wisata pilihan di momen liburan bila enggan keluar kota jauh-jauh hanya untuk mencicipi serunya naik seluncuran.
Komentar
Posting Komentar