Staycation Di Holiday Inn Gajah Mada Jakarta Buat Numpang Beresin Naskah Novela

Warna Apa yang Kamu Lihat Dariku?





                Dunia ini abu-abu, Tomodachi. So grey. Too grey. Sebab orang lain begitu mudah menilai seseorang dengan tingkah polah yang terkadang nggak mencoba di dalaminya. Judge a person with its cover. I mean, bukan cover dalam artian penampilan ya. Sering juga dari sikap seseorang, pilihan hidupnya, tanpa ada yang sadar sedalam apa pemikirannya. Kenapa aku sampai menuliskan demikian? Ah, aku sangat bergairah untuk menceritakannya pada kalian, Tomodachi.


                Ambil saja aku sebagai contohnya. Hmm ... sebenarnya ini curhat terselubung. Setiap hari, aku bersikap layaknya anak-anak, mudah tertawa, dan  mungkin ada yang menganggap aku ‘gila’ karena seolah aku nggak punya kesedihan dalam keseharianku. Ya, anggap saja demikian.
                Apakah ada yang tahu, apa saja yang bergejolak dalam pikiranku di satu malam? Bagaimana aku memikirkan segudang impianku? Sadarkah, bahwa diam-diam aku juga menyembunyikan ‘kesakitan’ yang kupunya dan menjadikannya lelucon? Aku selalu berpikir, kehidupan ini bisa menjadi berwarna ‘cerah’ jika aku memandang dengan mata berbinar dan senyuman lebar. Naif bukan? Tetapi segala sedih dan senang yang pernah menjadi jejak keberadaanku di dunia –masa-masa kecilku—mengajarkan aku, bahwa dunia ini tergantung dari sudut pandang mana kamu memandangnya.
                Kini, apa aku ini terlewat kekanakan? Nggak bisa berpikir dan bersikap dewasa? Lalu apakah egois dan memaksakan pedapat, semudah itu memuntahkan kalimat mengenai diri orang lain yang dilihatnya dari permukaan saja, mencampuri urusan-urusan dan privasi seseorang, mencela dan menilai negatif dengan mudah, itu artinya dewasa? Terserah. Anggap saja aku kekanakan kalau memang begitu yang kalian temukan.
                Bagiku, dunia ini abu-abu. Aku ijinkan sebebasnya kalian melihat, apakah warna diriku. Ijinkan pula, sebebasnya, sekelilingmu melihat warnamu. Tapi, sesungguhnya kamu punya warna sendiri, warna yang cukup kamu bagi dengan dirimu, Tuhan, kedua orangtuamu, juga seseorang di masa depanmu.
               

Komentar

Posting Komentar