Berbisnis itu, modalnya bukan hanya uang dan keinginan kuat semata. Lebih dari itu, ternyata.
Begitulah yang dihadirkan oleh sebuah novel nan remaja friendly berjudul Unfinished Business karya Edwin Lucas ini. Tokoh utamanya masih berusia belasan, tepatnya usia SMA.
Fiksi sih. Namun banyak pelajaran yang bisa didapat lewat gaya penuturannya yang begitu ringan. Apalagi, novel ini bermain-main di genre romance yang banyak disukai pembaca pemula.

Profil Novel Remaja Unfinished Business
Judul : Unfinished Business
Penulis : Edwin Lucas
Editor : Dion Rahman
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan : Pertama, 2024
Tebal : 250 halaman
ISBN : 978-623-00-6175-2
Blurb Novel Karya Edwin Lucas - Unfinished Business
Sofia dan Mama pindah ke Malang setelah Papa mendepak mereka demi perempuan kaya. Gara-gara itu, Sofia berambisi menjadi pengusaha untuk membuktikan papanya salah besar. Sayangnya, impiannya ditentang Mama yang menganggap dunia bisnis bisa mengubah seseorang menjadi jahat.
Patrick harus membuang impian masa mudanya demi memimpin perusahaan properti papanya yang sedang sakit keras. Pengorbanannya tak lantas membuat dia mendapat pengakuan Papa yang selalu memandangnya sebelah mata.
Keduanya dipertemukan dalam satu kantor. Masalah jadi makin kian rumit saat muncul perasaan lain di natara mereka. Padahal perbedaan kasta menjadi dinding penghalang yang terlalu kokoh untuk ditembus. Apalah Sofia dan Patrick bisa menghadapi urusan mereka tentang cinta, mimpi, pekerjaan, dan keluarga? Bisakah Sofia meraih impiannya menjadi pengusaha sukses tanpa berubah menjadi seperti papanya?
Ditulis oleh Seorang Pengusaha
Siapa saja bisa menjadi penulis novel, tak terbatas hanya bagi seseorang yang memang sejak awal memilih untuk mendapatkan nafkah hidup dari bidang kepenulisan saja. Sebab sebuah karya fiksi bisa menjadi jalan untuk menyampaikan pengetahuan dengan cara yang menyenangkan dan ringan.

Sebut saja pengalaman saya menamatkan kisah mengenai White Coat Syndrome dalam bentuk novel pendek. Penulisnya yang berkecimpung dalam bidang kesehatan jiwa makin memperkuat kesan sekaligus pesan yang ia kirimkan melalui jalinan kisah karakter utamanya.
Itulah yang Ka Acha pahami mengenai karya fiksi terutama novel, selama ini. Bacaan rigan yang menyenangkan karena ada alur kisahnya, tetapi menyediakan pesan serta menghadiahi kesan. Bukankah menemukan pengetahuan baru nggak selalu berasal dari buku nonfiksi saja?
Maka ketika mendapati novel bergenre romance, Unfinished Business ini, saya tentu tertarik. Novel bersampul paduan warna pastel ini merupakan sebuah karya dari seseorang yang lama berkecimpung dalam dunia usaha. Inilah alasan kuat saya kemudian mendoa agar Unfinished Business bisa berjejer manis dengan buku-buku lainnya dalam rak perpustakaan personal Ka Acha, Bacha Santai.
Mengutip dari profil di bagian belakang novelnya. Edwin Lucas merupakan seorang pengusaha dan investor yang mempunyai pengalaman di bidang manufaktur, properti, konstruksi, dan software development, Wajar bila dalam kisah di sini, perusahaan yang Patrick kelola adalah sebuah property company.
Edwin Lucas rupanya memiliki passion dalam mengedukasi pengusaha muda agar memiliki strategi dan etika bisnis yang tepat. Jadilah, sepanjang membaca novel Unfinished Business, rasanya saya tengah duduk manis mendengarkan seorang mentor yang berbicara tentang bisnis. Persis seperti saya didudukkan dalam sebuah ruang diskusi di kelas mata kuliah Etika Bisnis, seperti pengalaman saya di kampus beberapa tahun yang lalu.

Di laman Goodreads ketika saya memunculkan secuil pengalaman saya menamatkan buku Unfinished Business, saya pun mengungkapkan hal senada. Banyak kutipan tentang bisnis juga yang saya temukan, membawa saya menjeda untuk mencatatnya juga.
Menjadi Pengusaha Bukan Jalan Termudah untuk Lekas Jadi Kaya
Novel Unfinished Business begitu halus menyampaikan pesan begini kepada pembacanya. Memang kelihatannya jadi pengusaha di mata orang awam itu, banyak enaknya. Mulai dari jam kerja yang bisa diatur sedemikian rupa, pendapatan yang jumlahnya bisa lebih berlimpah dari yang memilih mengabdi di sebuah korporasi.
Kalau usaha sudah berkembang besar, kehidupan si owner kemudian dilimpahi segala rupa kenyamanan. Uang? Ah, bukan jadi masalah lagi. Sebuah definisi financial fredom nggak tuh?
Tapi eits .... nanti dulu. Sofia mendapati kalau berbisnis alias menjadi pengusaha bukan sekadar punya ide, siap eksekusi, lalu a diusahakan saja terus. Lebih dari itu Dears, beneran lebih dari itu.
Segala rupa pilihan hidup harus Sofia ambil. Waktu yang hanya segitu jatahnya, butuh dialokasikan sedemikian cara agar efektif binti efisien.

Di lain sisi, ada Patrick yang sudah ditempatkan sebagai pemimpin perusahaan, padahal jiwanya nggak nyaman berada di sana. Berkebalikan dengan Sofia, Patrick menjalani segalanya sebab merasa mengemban tanggungjawab dari papanya.
Bila ditanya, bagaimana tips sukses di usia muda pada Patrick dan Sofia, sepertinya Sofia akan lebih mudah menghadirkan teori-teorinya. Kemudian, di Unfinished Business, segala teori Sofia diuji coba.
Bila kamu tengah menjajal bisnis kecil-kecilan saat ini, novel Unfinished Business bisa jadi bacaan ringan alias hiburan yang mampu menambah insight kamu. Atau, buat kamu yang belajar di jurusan ekonomi, novel ini bakalan jadi santapan asik untuk dibahas bareng teman sekelas atau juga dosen kamu.
In this economy, menggerakkan sebuah usaha yang tujuannya mengejar cuan penghidupan itu, bisa jadi angan yang ingin diwujudkan kebanyakan orang yang punya jiwa dan daya juang kuat. Bisa jadi, perjalanan hidup Sofia dan jalinan kisahnya dengan Patrick bisa memberimu sesuatu nan berharga.
Komentar
Posting Komentar