Waterlooplein adalah sebutan untuk Taman Lapangan Banteng pada masa Batavia. Namun ada pula yang menyebutnya dengan nama Lapangan Singa.
Kini, setelah renovasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Jakarta, tampilan dari sebuah lahan terbuka hijau yang berlokasi di kawasan
strategis Jakarta Pusat ini makin cantik. Sebuah destinasi wisata Jakarta yang
bukan hanya murah meriah untuk disambangi, tetapi juga pas untuk jadi lokasi
piknik bersama keluarga atau sekadar berolahraga di sore hari.

Lokasi dan Fasilitas Di Taman Lapangan Banteng
Langkah saya terbawa ke Taman Lapangan Banteng seusai
menghadiri suatu kegiatan yang lokasinya nggak begitu jauh dari sini. Enggan
rasanya untuk lekas pulang ke rumah. Pada akhir pekan, menghabiskan waktu hanya
dengan berkegiatan non wisata begitu, saya kok merasa belum terpuaskan ya.
Maka saya menunggu waktu sore tiba. Bersabar dengan
melewatkan waktu bersama sisa-sisa pekerjaan yang terbawa. Ketika matahari
Jakarta yang biasanya nampak menantang mulai hangat bersahabat, saya memesan
ojek daring.
Taman Lapangan Banteng sebenarnya dekat sekali dengan
Stasiun Juanda. Jika kamu adalah pengguna setia commuter line seperti Ka Acha, maka transportasi kereta listrik adalah
pilihan yang paling pas untuk bisa menjangkau salah satu lapangan yang termasuk
bersejarah juga di kota pemerintahan Indonesia kini.

Lapangan dengan ikon Monumen Pembebasan Irian Barat dan
sebuah tulisan Jakarta Kota Kolaborasi yang sejak dipercantik menjadi spot foto
instagramable di sini, bisa lekas kamu hampiri. Bila malas berjalan kaki, kamu
bisa menggunakan moda transportasi dari depan stasiun, mulai dari bajaj atau
ojek. Soal harga, silakan dinego saja karena jaraknya pun nggak jauh-jauh amat.
Ruang terbuka hijau yang di masa sekarang sering dikenal
sebagai lokasi pameran flora dan berbagai event outdoor lainnya ini, cukup
berdekatan dengan Masjid
Istiqlal dan Gereja Katedral. Bila kamu berkeinginan untuk jelajah kota
Jakarta dengan berjalan kaki, rasanya sudah ada tiga spot wisata yang bisa kamu
kunjungi dalam sehari.
Di Taman Lapangan Banteng, ada beberapa aktivitas yang bisa
dilakukan. Lapangan terbuka ini nampak jelas terbagi menjadi tiga area besar.
Mulai dari area olahraga dan playground,
amfiteater yang pas jadi lokasi event, dan taman yang bisa dimanfaatkan
pengunjung untuk piknik tipis-tipis.
Saat akhirnya saya berkunjung ke sini, kebetulan sekali
tengah berlangsung sebuah event bertema olahraga. Area di sekitaran amfiteater
banyak dipadati pengunjung. Saya tertegun sebab ada banyak sekali pengunjung
yang duduk lesehan dengan tikar piknik di belakang bangunan bawah amfiteater
yang memang cukup teduh.
Sementara di seantero lapangan rumput, di antara beberapa
pepohonan rindang di sana, suasana yang hampir sama terjadi. Masyarakat
sekitaran Jakarta sedang asik bercengkerama dengan keluarga sembari makan bekal
di sore hari.
Sebagai makhluk yang lebih senang dengan suasana tenang,
langkah saya berbelok ke area olahraga di sisi sayap kiri. Deretan kutipan yang
tercetak timbul pada dinding, menarik perhatian. Aih … rupanya kutipan tersebut
berasal dari berbagai tokoh tanah air yang menyuarakan soal kemerdekaan.

Sejarah Taman Lapangan Banteng
Beberapa nama tokoh tanah air di masa kemerdekaan tercetak
timbul pada dinding bangunan, membawa ingatan saya pada pelajaran sejarah di
masa sekolah. Sebuah patung berbentuk tubuh kekar seorang pemuda yang kaki dan tangannya
terlepas dari borgol dan rantai, patung yang menjadi pusat dan ciri khas Lapangan
Banteng, membawa cerita lama soal Trikora (Tri Komando Rakyat).
Sedikit mundur dari kisah pada tahun 1960-an itu, Lapangan Banteng
pernah dikenal sebagai Lapangan Singa atau Waterlooplein, seperti yang sempat
Ka Acha singgung di awal cerita. Dahulu, di tengah lapangan ini terdapat
monumen Waterloo dengan sebuah patung singa. Bangunan yang dibangun sebagai
tanda atas usainya kekuasaan Prancis di tanah Indonesia – dulu sih Hindia Belanda
ya.
Selanjutnya, ada pula patung dari pendiri kota Batavia. Tokoh
tersebut adalah sang penakluk Jayakarta.
Hingga pada tahun 1942, semua patung dan monumen yang menempati cikal bakal Taman Lapangan Banteng dihancurkan pada masa pendudukan Jepang. Tujuan kala itu, tentu saja untuk mempertangguh propaganda Jepang yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Nah, barulah di masa kemerdekaan Indonesia, nama
Waterlooplein maupun Lapangan Singa diubah menjadi Lapangan Banteng. Sebuah
sejarah panjang yang menjadikan Taman Lapangan Banteng sebagai sebuah lokasi
bersejarah di Jakarta yang kini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk melepas
penat di tengah kota.
Sementara Monumen Pembebasan Irian Barat sendiri, merupakan
sebuah bentuk simbol untuk mengenang perjuangan Indonesia membebaskan Irian
Barat – kini lebih dikenal dengan sebutan Papua – dari tangan Belanda. Trikora muncul
sebagai tuntutan atas pelanggaran Konferensi Meja Bundar dimana pihak Belanda
masih ingin memegang kendali atas tanah Papua.
Lewat berbagai diplomasi politik yang diperjuangkan oleh
para tokoh pemimpin Indonesia pada saat itu, akhirnya tanah Papua kembali ke
dalam pelukan ibu pertiwi. Demi mengenang peristiwa tersebut dan perwujudan
kalau Indonesia adalah satu kesatuan, maka Monumen Pembebasan Irian Barat
akhirnya menghuni Taman Lapangan Banteng di Jakarta, pun menjadi jantung dari
lapangan di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Tips Wisata Di Taman Lapangan Banteng
Hendak menjejak sejarah atau hanya untuk tujuan jalan-jalan
ke Taman Lapangan Banteng, ada baiknya kamu datang di sore hari. Lapangan yang
lebih banyak ‘terbuka’ ditambah matahari Jakarta yang seringnya nggak
bersahabat pada pagi jelang siang terutama tengah hari – udaranya juga sih ya –
membuat saya menyadari kalau jalan-jalan sore adalah pilihan terbaik.

Senang sekali dengan penerapan peraturan dimana para pedagang
kaki lima nggak diijinkan masuk ke kawasan Taman Lapangan Banteng. Keadaan
taman dan lapangannya pun jadi jauh tertata dan bersih.
Pengunjung yang berniat untuk piknik, bisa membawa bekal
makanan dan tikar piknik. Bila ingin kulineran, beberapa pedagang makanan dengan
gerobaknya, berjajar di bagian pintu belakang, berdekatan dengan sebuah
bangunan hotel bisnis ternama.
Catatan penting bagi kamu yang berkunjung – sebenarnya ini
memang etika
sebagai pelancong sih ya --, perhatikan sampah yang kamu bawa. Buang pada
tempat sampah yang banyak tersedia terutama di sekitaran lapangan berumput sebagai
area piknik.
Ada satu tempat yang sungguh Ka Acha apresiasi di Taman
Lapangan Banteng selain keberadaan mushola. Kamar mandi untuk wanita dan pria
beneran dipisah lumayan jauh, dan keadaan di dalam pun cukup bersih dan nyaman
walau lampunya agak sedikit remang. Pengunjung dibiasakan oleh petugas untuk
mengantre.
Senang bila di lokasi wisata gratis begini, fasilitas
kebersihannya cukup diperhatikan. Pun pengunjung yang datang selalu diingatkan
untuk membantu agar pengunjung yang lain ikut merasa nyaman lewat berbagai
aturan soal kebersihan yang diterapkan.
Sementara di kawasan playground pun, banyak sekali permainan
anak yang disediakan. Hanya saja selaku pengunjung tentu perlu paham untuk saling
menghargai keberadaan pengunjung lain selagi bersenang-senang dengan keluarga. Saat
berada di sana, banyak sekali orangtua yang bermain bersama anak-anak mereka.

Sebenarnya, pada Jumat, Sabtu, dan Minggu malam, ada
pertunjukan air mancur juga sih di area amfiteaternya. Sayang sekali Ka Acha
nggak berkesempatan untuk menikmati pertunjukannya karena harus lekas kembali pulang.
Hari itu, cukuplah perjalanan saya tutup ketika lembayung mulai menggelayut di langit Jakarta. Warna jingganya yang perlahan meredupkan cahaya mentari, mengajak saya melangkah keluar Taman Lapangan Banteng bersama senja. Penat saya hilang sudah dan kini jadi cerita yang bisa kamu nikmati di laman Taman Rahasia Cha. Semoga lekas ada kesempatan lain untuk berwisata keliling Jakarta.
Keren ya Jakarta. Banyak tempat wisatanya yang edukatif dan sejuk. Mau dong diajak ke taman lapangan banteng ditemani senja
BalasHapusSy sering mampir kelapangan banteng kak, deket masjid istiqlal kan ya.
BalasHapusJadi pengen kesana lagi.
Betul dimanapun berada kita jangan sampai meninggalkan sampah ya. Apalagi sekelas taman kota seperti lapangan banteng ini dimana semua mata tertuju ke sana. Malu banget kalau gara-gara sampah sedikit merusak semua nama baik nya
BalasHapusKalau butuh refreshing tipis-tipis di area Jakarta ya bisa stay di sini ya kak. Apalagi jadi bisa belajar sejarah juga. Kalau aku biasanya memang suka datang ke tempat-tempat kayak gini sama adikku
BalasHapusWaktu masih tinggal di Jakarta Timur, biasa nya Aku suka ke Lapangan Banteng pas ada event FLONA, tempatnya lumayan nyaman kalau pagi dan sore hari.
BalasHapusSore hari lihat matahari terbenam, langit nya menawan, baru tau kalau Lapangan Banteng saat jaman Batavia sebutannya Waterlooplein. Lapangan Banteng cocok buat yang suka jalan-jalan santai, sambil iseng mengamati sekitar dan kini fasilitasnya makin lengkap.
Senang banget yaa ada kawasan hijau dan terbuka seperti ini di berbagai daerah jadi masyarakat bisa menikmati kegiatan luar ruangan, obat stres yang murmer nih, kalau di sini nongkrongnya di alun-alun hehe
BalasHapuswwaahhh tamannya Waterlooplein ini enak yaaa, apalagi sore-sore. yang menarik ada air mancurnya sih, ini pasti bagus banget yaa. dan yang bikin nyaman gak ada pedagang kaki lima. meski i know namanya juga nyari rezeki yaa, tapi kalau tiap mau duduk healing bentar di tawarin terus jajanan kan gak nyaman ya. kalau saya ke jakarta dipastikan mampir dulu ke sini deh, mau sekalian ketemu ka acha juga yuuk, hehehe
BalasHapusAku pernah ke lapangan benteng ini tapi belum sebagus sekarang, harus banget kesana sih biar liat langsung perubahannya
BalasHapusJadi penasaran eksplor lebih banyak taman ini
BalasHapusSepertinya banyak spot foto yang bisa diperoleh dari sini
Hmm... kapan ya bisa terbang ke sana?
Bisa jadi wishlist buat weekend nih, belum pernah ke sini lagi sejak di renovasi. Jadi bagus banget sekarang.
BalasHapusSetuju dengan kakak, jika kita pergi ke tempat manapun, sebisa mungkin buang sampah pada tempatnya. Jika tidak menemukan tong sampah, bawa kembali sampah sampai kita pulang lalu buang pada tempatnya.
BalasHapusWah..kapan-kapan pengen mampir ke lapangan Banteng juga kak. Kayaknya bakalan bisa dua tiga pulau terlampau nih kalau ke lapangan Banteng
BalasHapusFotonya kurang banyak kak😂.
BalasHapusBagus ya tempatnya. Luas dan beraih. Dengan modal bensin dan bawa bekal bisa piknik di sana. Bocil pasti senang karena bisa lari2an di tempat yg luas.
Salah satu kawasan wisata gratis yang penuh dengan histori. Dan bagus juga penerapan aturan pedagang kaki lima nggak boleh masuk, biar Taman lapangan Banteng tetap terjaga kebersihan dan keindahannya.
BalasHapusSenangnya di kota ada taman yang ramah keluarga begini. Jadi ada tempat buat bermain bersama keluarga tanpa harus banyak membayar seperti spot wisata publik lainnya.
BalasHapusSemoga penerangan di area toilet lebih terang dr yg sekarang. Supaya jadi lebih tenang lagi saat sedang di toilet.
Beberapa hari lalu aku ke Jakarta. Sayangnya nggak sempat kemana mana selain ikut rangkaian acara
BalasHapusSoalnya saat acara selesai di jam 6 sore, eh jakarta hujan melulu
Padahal aku juga pengen jalan jalan ke taman taman yang ada di jakarta
Salah satu yg aku suka dari jakarta, ada banyaaaaak banget patung2 besar di taman ❤️❤️. Dan bagus2 jugaaa. Temenku yg orang asing juga bilang gitu, ini ingetin dia Ama beberapa negara eropa yg juga banyak patungnya..
BalasHapusLapangan banteng jujur Ampe skr aku ga pernah jalan kesana Mbaaa. Cuma lewatin doang 😅. Kayaknya perlu deh eksplor juga bareng anak2', sekalian olahraga kali yaa.
Baru tau juga nama taman ini dulunya lapangan singa 👍