Acaraki merupakan sebutan bagi para peracik jamu. Nama ini disematkan kepada orang-oeang yang menghadirkan minuman kesehatan tradisional ini sejak jaman Majapahit.
Nama ini begitu tepat dan memberi makna yang manis nan dalam untuk si kedai jamu modern yang salah satu cabangnya berdiam di AEON Tanjung Barat. Acaraki, berlokasi di ground floor dan begitu mudah dicari.

Sejak mengetahui kalau Acaraki buka di AEON Tanjung Barat ini, tiap kali ada kesempatan mampir, saya selalu menyempatkan diri. Sejauh ini sih, masih bisa dihitung dengan jari.
Kamu paham kan, Dears? Tak bisa setiap keluar rumah dan turun di Stasiun Tanjung Barat, saya punya keluangan waktu untuk mampir memang. Bergantung keadaan dan dengan siapa saja sedang jalan-jalan.
Kali pertama menemukan kalau kedai jamu Acaraki buka di bilangan Jakarta Selatan, sungguh Ka Acha riang luar biasa. Bagaimana nggak begitu, coba? Sejak momentum mengunjungi wilayah Jakarta Kota nggak bisa sesering dulu, rindu menyecap segelas beras kencur bisa tertunai tanpa perlu berjalan jauh lagi.
Menyambangi Acaraki di AEON Mall Tanjung Barat
Saya begitu ingat, kali pertama melepas rindu pada kedai jamu modern bernama Acaraki ini adalah saat jelang senja. Hujan mengguyur tipis area Tanjung Barat kala itu.
Sepulang dari suatu resepsi pernikahan di sekitaran TB Simatupang, saya terpikir untuk nggak lekas pulang. Masa sudah jarang keluar rumah, sekalinya punya peluang rada panjang, eh ... waktu mainnya sebentar doang?
Dengan mengendari kendaraan roda dua, saya dan Si Partner lekas terpikir untuk menepi. Maka di sepanjang perjalanan romantis ala ala yang buat pakaian kami lembab itu, AEON Tanjung Barat segera menjadi tujuan untuk berteduh.
Baru tiba di area parkir kendaraan, Ka Acha teringat keinginan lama. Pucuk dicinta ulam pun tiba nih. Seketika tersadar kalau sudah cukup lama saya ingin ke mari untuk berkunjung ke Acaraki.
Memanfaatkan kecanggihan ponsel, saya lalu berselancar, mencocokkan ingatan saya dengan realita di lokasi. Pas sekali, kedai jamu Acaraki ada di ground floor yang nggak begitu jauh dari pintu masuk mall via lobby.
Sudah begitu ya, lokasinya benar-benar berada di tengah-tengah. Duduk menikmati segelas jamu beras kencur Saranti dari Acaraki kesukaan saya tentu bisa disambi menikmati lalu-lalang pengunjung mall yang betah wara-wiri sambil window shopping.
Suasana di Kedai Jamu Modern Acaraki
Kamu mungkin sudah khatam bagaimana para barista sang peracik kopi menyajikan minuman yang dipesan oleh para pelanggan yang datang. Nah, di kedai jamu Acaraki, maka suasana demikian juga bisa kamu nikmati.
Seorang peracik jamu yang saya duga sebagai manager atau supervisor -- bukan ... style-nya dan cara melayaninya lebih seperti sang pemilik kedai jamu -- menyapa saya lebih dulu. Mungkin ia mendapati seorang perempuan yang bajunya nampak agak lembab di bagian pundak, melintas di sekitar meja pemesanan sembari melihat-lihat.
"Halo. Selamat sore." Lembut sekali sapaannya.
Ka Acha yang terkejut tentu hanya melempar senyum manis. Jarang sekali saya mengunjungi tempat minum kekinian dan langsung disapa sehangat ini. Atau mungkin pengalaman ngider Ka Acha yang belum ada seujung jari ya.
"Sudah pernah kenal Acaraki sebelumnya?" tanyanya kembali. Mungkin ia mendapati saya yang lekas menaruh perhatian pada sapaannya.
"Sedikit. Saya kenal Acaraki sejak buka kedai jamunya di kawasan Kota Tua."
Tatapan lelaki yang kira-kira usianya nggak jauh beda dari Ka Acha itu lekas berbinar. Mungkin dia menemukan pelanggan yang pernah menghampiri kedai jamu modern pertama milik Acaraki.
"Ternyata sekarang sudah banyak menu barunya ya," ucap saya jujur. Tentu, sudah begitu lama saya nggak mampir ke Acaraki. Entah berapa tahun ya, Ka Acha saja sampai lupa.
"Dulu biasa minum apa? Atau mau coba minuman yang baru?" Ia menyodorkan buku menu.
Si Partner yang kini jelas tertarik. Selama beberapa waktu, mungkin ia kenyang dengan ocehan Ka Acha yang ingin mampir ke Acaraki lagi suatu waktu nanti.
Apalagi kan, sajian racikan jamu ala kedai jamu modern begini belum pernah ia cicipi. Baginya, jamu selalu identik dengan mbok jamu yang menggendong minuman racikannya keliling komplek. Botolnya besar-besar. Tubuhnya menguarkan aroma kuat dari beragam rempah. Lalu jemarinnya kuning kemerahan akibat meracik kunyit dan segala macam rimpang. Agak lumayan sedikit ya pakai sepeda yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan botol jamu kaca yang dijejer rapi.
Menu Menarik di Kedai Jamu Acaraki
"Saranti." Saya lekas memesan tanpa banyak berpikir panjang.

Saranti sendiri merupakan menu dine in yang berupa inovasi dari jamu Beras Kencur sebagai base-nya. Minuman Beras Kencur yang khas itu dipadukan dengan creamer dan susu. Ka Acha suka banget sama Saranti yang disajikan dingin. Bahkan rasanya tiap mampir ke kedai jamu Acaraki di AEON Tanjung Barat ini, minuman yang saya pesan belum pernah berganti.
Entah setia atau apa sebutannya, Ka Acha memang seringnya begitu. Sesederhana mampir ke Jonkira Halal Ramen saja, menu yang saya pesan seringnya sama lagi dan lagi. Si Partner sampai lelah merasa heran, entah kenapa adiknya ini masuk dalam golongan pelanggan yang kalau sudah jatuh hati sama satu menu, nggak mudah tergoda mencicipi menu baru kecuali benar-benar berhasil dibuat penasaran.
Ada lagi kreasi dari minuman jamu Beras Kencur yang lainnya. Namanya Berkesan. Menu ini disajikan dingin. Kolaborasi antara jamu Beras Kencur dengan santan.
Ada pula yang namanya Bereskrim. Campuran jamu Beras Kencur dengan es krim. Menu ini patut kamu icip kapan-kapan ya.
Tetapi ujungnya, pesanan saya di kala pertama menenteng Si Partner menjajal rasa Acaraki jadi berbeda. Setelah mempertimbangkan kami berdua yang baru tunai makan berat di lantai atas tadi, ditambah ini kali pertama bagian Si Partner, maka diputuskan Ka Acha yang mengalah saja. Segelas Beras Kencur Tubruk yang akhirnya mampir ke meja kami.
Beras Kencur Tubruk ini disajikan dengan sebuah gelas berisi es batu. Lalu, si bintang utamanya masih berdiam dalam infusion french press yang nampak jelas masih berproses untuk siap dituang.
"Kuteja, bisa nih lain kali dicoba." Si Partner berkelakar santai saat kami menunggu minuman itu siap dipindah ke gelas saji.
Ka Acha melongo. Biasanya Si Partner paling ogah konsumsi Jahe sebab nggak nyaman sama sensasi rasa hangatnya yang cukup menggigit. Tapi setelah mengobrol dan bertanya-tanya tadi di meja pemesanan, kemungkinan dia jadi ingin coba juga si minuman kedai jamu Acaraki yang memadukan Jahe, Madu, sama Lemon itu.
Keajaiban serupa juga saya temui dari seorang rekan kerja yang sepulangnya dari pertemuan di "kantor" kami, lalu Ka Acha ajak mampir ke Acaraki AEON Tanjung Barat buat curhat haha hihi, seketika memilih Kunyit Asam Saring dengan segelas es batu.
Padahal nih, sejak sebelum berangkat, ia mewanti-wanti kalau nggak mau pesan seri minuman tradisional dari Acaraki. Sampai sana, malah pesan sendiri seolah lupa sama ocehan panjangnya sepanjang di taksi online tadi.
Kemudian, setelah duduk saling berhadapan pada meja kayu bulat di sayap kiri kedai jamu Acaraki, saya tentu tergoda untuk bertanya. Ujungnya dia cerita kalau si acaraki alias barista khusus jamu di meja pemesanan tadi menyarankan menu tersebut selepas ia mengeluh tentang kondisi tubuhnya yang berasa kurang fit jelang haid.

Lagipula rasa dan aroma dari beragam minuman jamu yang Acaraki sajikan, nyaman diterima lidah. Terutama bagi kamu yang berkunjung langsung ke kedai jamu modern Acaraki ini ya.
Di sini juga ada camilan yang bisa kamu jajal. Sayangnya, jujur deh, satu pun belum ada yang pernah Ka Acha coba. Setiap mampir ke kedai jamu Acaraki, selalu saja selepas belanja atau mampir ke tempat makan. Soalnya memang lokasinya nggak jauh dari pintu keluar masuk sehingga lebih nyaman dikunjungi ketika jelang pulang.
Jamu Serbuk Acaraki untuk Oleh-Oleh
Rupanya brand Acaraki yang bermula dari sebuah kedai jamu modern di kawasan Kota Tua Jakarta ini cukup banyak berinovasi. Mulai dari hadirnya Acaraki Sparkling dalam rupa minuman siap teguk kemasan kaleng yang bisa dijumpai di toko swalayan di beberapa wilayah.
Sayangnya, Ka Acha kurang nyaman dengan minuman kaleng. Setiap kali mampir ke tempat belanja, produk ini selalu terlewatkan.
Tapi ... saya membayangkan kalau Acaraki Sparkling menghadirkan rasa minuman jamu khas Indonesia dengan sensasi soda. Kemasan kaleng pun pas sekali dibawa-bawa untuk dikonsumsi kapan saja sesederhana tinggal buka tutupnya saja.
Namun, kalau bicara lebih jauh berlandaskan selera. Minuman dari Acaraki bagi Ka Acha tetaplah yang diseruput langsung dari kedai jamunya. Diracik saat itu juga oleh seorang barista jamu alias sang acaraki yang sudah dilatih khusus di sana. Sepaket sama obrolan ringan dan senyum yang ikut jadi suguhan.
Di kunjungan kesekian Ka Acha menyambangi Acaraki di AEON Tanjung Barat, saya baru menyadari kalau ada display jamu serbuk Acaraki yang siap seduh juga di sana. Ada yang terbungkus dalam kemasan pouch, ada pula yang sudah dibuat sedemikian rupa persis hampers.
Dari rentang harga yang salah seorang teman mampir saya tanyakan di meja pemesanan, saya mengira-ngira kalau membawa pulang bingkisan jamu serbuk Acaraki begini tak terhitung mahal sangat. Harganya pas untuk kalangan menengah.
Bayangkan saja. Suatu sore hujan di rumahmu, kamu duduk dengan secangkir jamu serbuk Acaraki yang kamu siapkan sendiri. Ditemani buku bacaan, kamu menyeruputnya pelan.
Atau ... ketika hari sedang luar biasa terik, kamu meneguk segelas penuh jamu serbuk yang kamu campurkan dengan es batu. Sedotan kamu goyangkan sesekali sebelum meminumnya lagi.
Terbayangkan kan, seberapa menyenangkannya? Duh, saya mau banget kapan-kapan.
Sayang sekali, di kali kesekian Ka Acha berkunjung ke Acaraki AEON Tanjung Barat, keinginan untuk bawa pulang bingkisan kecil dari sini saya redam. Barang bawaan yang terlanjur banyak membuat saya berpikir dua kali, apalagi commuter line di hari kerja padatnya sering nggak tertahankan. Semoga lain kali ya.
Komentar
Posting Komentar